Underwater
Photography, The Eyes of Marine Conservation
Saya memulai fotografi bawah air
sejak tahun 1995, dengan menggunakan kamera nikon f801, waktu itu pemotretan
bawah air adalah hobi yg sangat mahal. Karena pekerjaan saya sebagai Instruktur
Selam, saya memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan hobi ini tanpa perlu
merogoh kocek terlalu dalam.
Sejak revolusi digital di era tahun
2000an, perkembangan fotografi bawah air menjadi semakin cepat, bahkan akhir2
ini, semakin banyak saja orang membawa kamera kedalam air. Kendala biaya yang
dulu merupakan momok utama sudah dapat diatasi.
Apa Kendala Fotografi
Bawah Air?
Untuk menekuni fotografi bawah air,
diperlukan skill dan pengetahuan yang sedikit berbeda dengan fotografi darat.
Seorang fotografer bawah air memiliki waktu yang sangat terbatas didalam setiap
sesi foto. Waktu penyelaman sangat tergantung dari kedalaman, ukuran tabung
selam yang dibawa serta kondisi lingkungan dan kondisi tubuh si fotografer
(misalnya kalau menyelam di daerah berarus, tentunya akan lebih cepat
menghabiskan udara, penyelaman yg makin dalam juga menghabiskan banyak udara
serta terbatas waktunya dengan perhitungan dekompresi dan resiko nitrogen
narkosis).
Seorang fotografer bawah air mutlak
haruslah seorang Certified Diver.
Pada saat kursus menjadi certified diver
inilah, si calon fotografer akan mempelajari kaidah-kaidah penyelaman yang aman
dan juga ketrampilan yang dibutuhkan selama penyelaman.
Setiap fotografer yang belum pernah
memotret di bawah air mungkin sulit membayangkan, bahwa kendala pertama dan terbesar
dari pemotretan di bawah air adalah stabilitas fotografer pada saat mengambil
gambar. Di darat kita bisa berdiri, bahkan bisa menggunakan tripod sehingga
stabil. Dibawah air kita senantiasa "terbang" dan tidak bisa
mendapatkan pijakan yang solid. Kita harus dapat memotret dalam keadaan sambil
"melayang-layang". Bisa dibayangkan bagaimana kita mengambil sebuah
gambar yang bergerak dan pada saat yang bersamaan kita juga tidak stabil.
Kendala ini menjadi lebih besar apabila kita memotret foto-foto wide angle. Untuk foto macro, kita masih bisa
"berdiam" di dasar (tentunya sambil memperhatikan sekeliling sehingga
tidak merusak terumbu karang, terkena binatang laut berbahaya, atau
mengaduk-aduk pasir sehingga merusak jarak pandang). Untuk wide angle, sebagian besar dilakukan sambil melayang.
Untuk mengatasi kendala pertama
tersebut, seorang fotografer bawah laut wajib hukumnya memiliki ketrampilan
"buoyancy" yang baik.
Semakin baik skill buoyancy ini,
semakin stabil pula si fotografer di bawah air.
Peralatan Fotografi Bawah
Air Seperti Apa?
Peralatan fotografi bawah air
sebenarnya hanyalah sebuah kamera "darat" yang di lengkapi housing (rumah kedap air). Sekarang
banyak kamera poket yang memiliki housing
bawah air seperti ini. Kamera poket standar yg banyak di jual sebenarnya sudah
dapat digunakan mengambil gambar di bawah air, walaupun hanya efektif untuk
mengambil gambar dengan ukuran subjek sekitar 3-15 cm dengan jarak pemotretan
sekitar 5 - 30 cm.
Penggunaan kamera poket utk
pemotretan macro adalah jenis underwater fotografi yang paling mudah
dilakukan. Dengan memilih subjek yg relatif tidak bergerak, si fotografer hanya
perlu mengatur intensitas cahaya serta mendekati subjek, mem fokus dan
memotret. Apabila subjeknya aktif bergerak, pemotretan ini menjadi semakin
sulit.
Kamera poket standar ini juga
lumayan apabila digunakan untuk pemotretan siluet. Untuk pemotretan wide angle, kamera poket dapat
dilengkapi tambahan lensa didepannya serta perlu menggunakan external flash. Resiko vignet biasanya
menjadi kendala apabila kamera poket dipakai untuk potret wide angle dengan
menggunakan lensa tambahan. Pengaturan white
balance yang optimal serta penambahan filter merupakan pilihan untuk
mengurangi warna biru yang sangat dominan pada foto wide angle.
Kamera dslr memiliki keunggulan
sendiri dalam mereproduksi warna di bawah air. Dengan sensor yang relatif lebih
besar, kendala noise bisa diminimalkan. Kualitas lensa dslr-pun cenderung lebih
baik dari kamera poket.
Selama ini lensa dslr yang paling
populer untuk pemotretan bawah air adalah (referensi saya Nikon, karena selama
ini saya pengguna nikon): 10,5mm, 12-24, 17-35 (utk lensa wide dan zoom), 60mm
macro dan 105mm macro (macro), 180mm/200mm macro (extreme macro). Dibawah air,
lensa-lensa ini akan berubah focal length-nya. dengan faktor 1,33x, sehingga
utk mendapatkan efek wide, kita perlu lensa darat yg benar-benar wide (belum lagi memperhitungkan
cropping factor dari sensor kamera yang digunakan, kecuali anda pakai full frame sensor). Penambahan wet lens juga dimungkinkan untuk merubah sudut lensa di bawah air.
Reproduksi Warna di
Bawah Air
Air adalah filter raksasa, sebuah
filter yang mampu menyerap gelombang cahaya matahari. Hal ini menyebabkan
reproduksi warna di bawah air menjadi kendala tersendiri. Pada kedalaman
sekitar 3-5m, kita sudah hampir kehilangan warna merah, selanjutnya semakin
dalam menyelam, warna2 jingga, kuning, hijau dst juga menghilang. Pada
kedalaman sekitar 20m, tanpa flash kita hanya akan merekam warna biru saja. Hal
ini diperburuk apabila kondisi airnya keruh.
Penyerapan warna dibawah air terjadi
secara vertikal dan horisontal, artinya makin jauh jarak kamera dengan subjek,
makin hilang pula warnanya serta berkurang pula ketajaman subjek. Belum lagi
kalau kondisi perairan keruh, seperti halnya kita memotret didalam kabut.
Untuk mendapatkan warna asli dari
subjek dibawah air, wajib hukumnya menggunakan flash (walaupun utk pemotretan dangkal sebenarnya ada jenis filter
khusus yg bisa digunakan). Tanpa flash,
semua subjek yg kita potret akan berwarna biru/hijau/cyan yg berlebihan.
Kekuatan flash pun mempengaruhi sejauh
mana warna akan timbul. Sayangnya walaupun kita menggunakan flash paling kuat pun, jangkauan flash hanya sekitar 3-4m. Perhitungan Guide Number yang biasa kita pakai di
darat kurang tepat apabila kita terapkan dibawah air.
Aturan yang paling penting didalam usaha
memproduksi warna di bawah air adalah "mendekatlah ke subjek, semakin
dekat semakin baik, kalau anda sudah merasa dekat, artinya anda masih kurang
dekat" sedekat apa kita dengan subjek pada kenyataannya sangat dipengaruhi
oleh lensa yg digunakan, komposisi yg diinginkan serta kondisi lingkungan dan
subjek yang akan dipotret dan juga tentunya ketrampilan kita di bawah air.
Partikel di air juga menjadi
tantangan tersendiri. Sudut penggunaan flash yang salah akan menyebabkan makin
banyaknya partikel yg ikut terekam pada gambar, sehingga timbul titik-titik
partikel yg di sebut back scatter. Back scatter dapat diminimalisasi dengan
penempatan sudut flash secara tepat,
namun kadang2 masih juga terekam apabila kita memotret pada kondisi air yg
kurang jernih. Untuk pemotretan macro, back
scatter ini biasanya tidak terlalu mengganggu. Semakin wide, back scatter ini
akan makin menggangu.
Fotografi Alam Bawah
Air dan Fotografi Model di Bawah Air
Fotografi bawah air termasuk bagian
dari wild life photography.
Selayaknya wild life photography,
seorang fotografer harus mempelajari dengan seksama tingkah laku dari subjek
foto yang akan diambil. Kadang-kadang tidak mudah mencari seekor ikan tertentu
apabila kita tidak mengenal habitatnya. Akan lebih sulit lagi mendapatkan foto
yang baik apabila kita tidak mengenal karakter ikan yang ingin kita potret,
bahkan untuk beberapa kasus bisa berbahaya.
Fotografi bawah air dengan
menggunakan model (dilaut tanpa peralatan apapun) juga merupakan tantangan
tersendiri. Fotografi jenis ini baru sangat baru di Indonesia, dan pula sangat
jarang dijumpai di dunia. Hal ini tidaklah mengherankan, kesulitan yang timbul
pada sesi pengambilan gambar bawah air dengan model menjadi berlipat-lipat,
kesulitan ini tidak hanya pada setting lokasi, namun juga pada fotografer, crew
dan juga modelnya. Seorang model bawah air yang baik harus memiliki mental dan
fisik yang kuat ditunjang pengetahuan dan ketrampilan serta “watermanship” yang
baik. Membuat seorang model yang mampu berpose secara natural dibawah air tanpa
peralatan apapun merupakan tantangan yang tidak mudah serta dibutuhkan latihan
yang terus menerus. Kekuatan sebuah foto jenis ini adalah bagaimana
menggabungkan antara ekspresi model yg sangat natural dengan suasana keindahan
dasar laut yg berwarna warni dan kaya akan ikan-ikan.
Di darat mudah bagi kita untuk mengarahkan si model, namun dibawah air hal ini menjadi kendala tersendiri, kita harus berinteraksi dengan model hanya dengan mengandalkan "hand signal". Walaupun dipasaran dijual alat komunikasi bawah air, namun harganya cukup mahal. Biasanya model bawah air (di laut khususnya) di potret dengan menggunakan peralatan scuba lengkap. Pemotretan model dibawah air (di laut) pada kedalaman lebih dari 2 meter tanpa menggunakan scuba memerlukan ketrampilan yang harus dilatih secara khusus, hal ini disebabkan meningkatnya resiko bagi si model, terutama resiko tenggelam (air masuk ke paru-paru) atau bahkan pecah nya paru-paru, keduanya bisa menimbulkan kematian. Persiapan pemotretan jenis ini harus direncanakan secara teliti termasuk melatih model untuk berinteraksi dengan safety diver serta dengan fotografernya. Dalam hal ini si fotografer hanya memiliki waktu yang sangat sempit untuk mengambil gambar model pada setiap posenya dan harus mampu menjadi "pagar pengaman" terakhir apabila safety diver yang ditugaskan gagal melaksanakan tugasnya. Kecuali anda punya safety diver yang banyak.
Sesi pemotretan model bawah laut
(tanpa peralatan) harus memenuhi syarat keselamatan 3 lapis, yaitu: lapis
pertama adalah kemampuan model untuk beraktifitas dibawah air dengan tingkat
pengetahuan dan ketrampilan yang optimum (pengetahuan dan ketrampilan ini tidak
sama dengan yang diajarkan pada kursus scuba
pada umumnya), Lapis kedua adalah kemampuan safety
diver untuk mengenali tanda-tanda “khusus” yang mungkin membahayakan di
model, lapis terakhir adalah kemampuan fotografer sebagai “pagar pengaman
terakhir”, apabila model maupun safety
diver gagal mengantisipasi masalah, fotografer harus mampu mengambil tindakan
keamanan untuk mencegah timbulnya kecelakaan.
Demikian berkembangnya kegiatan
fotografi bawah laut, diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap kehidupan dan kelestarian alam bawah air, yang mana pada saat ini
menghadapi ancaman serius dari akibat tindakan manusia.
Salam bahari,
Untuk pertanyaan lebih lanjut
mengenai fotografi bawah air, anda dapat melayangkan email ke:
ciptoag@gmail.com
Housing untuk Underwater Photography dan perlengkapannya dapat diperoleh di: Sea Pearl Dive Centre, www.seapearldc.com, atau telp: +62215638265 atau dengan Andre +62818959535
Bahas video sebagai lanjutan yah.....asik
BalasHapushak cipta sampeyan di aku orang
BalasHapushttps://www.facebook.com/photo.php?fbid=1000146196682011&set=a.143946892301950.23563.100000599211425&type=1