Translate

Jumat, 02 Agustus 2013

Underwater Photography Indonesia


Underwater Photography, The Eyes of Marine Conservation
Saya memulai fotografi bawah air sejak tahun 1995, dengan menggunakan kamera nikon f801, waktu itu pemotretan bawah air adalah hobi yg sangat mahal. Karena pekerjaan saya sebagai Instruktur Selam, saya memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan hobi ini tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Sejak revolusi digital di era tahun 2000an, perkembangan fotografi bawah air menjadi semakin cepat, bahkan akhir2 ini, semakin banyak saja orang membawa kamera kedalam air. Kendala biaya yang dulu merupakan momok utama sudah dapat diatasi. 

 
Apa Kendala Fotografi Bawah Air?
Untuk menekuni fotografi bawah air, diperlukan skill dan pengetahuan yang sedikit berbeda dengan fotografi darat. Seorang fotografer bawah air memiliki waktu yang sangat terbatas didalam setiap sesi foto. Waktu penyelaman sangat tergantung dari kedalaman, ukuran tabung selam yang dibawa serta kondisi lingkungan dan kondisi tubuh si fotografer (misalnya kalau menyelam di daerah berarus, tentunya akan lebih cepat menghabiskan udara, penyelaman yg makin dalam juga menghabiskan banyak udara serta terbatas waktunya dengan perhitungan dekompresi dan resiko nitrogen narkosis).

Seorang fotografer bawah air mutlak haruslah seorang Certified Diver. Pada saat kursus menjadi certified diver inilah, si calon fotografer akan mempelajari kaidah-kaidah penyelaman yang aman dan juga ketrampilan yang dibutuhkan selama penyelaman.


Setiap fotografer yang belum pernah memotret di bawah air mungkin sulit membayangkan, bahwa kendala pertama dan terbesar dari pemotretan di bawah air adalah stabilitas fotografer pada saat mengambil gambar. Di darat kita bisa berdiri, bahkan bisa menggunakan tripod sehingga stabil. Dibawah air kita senantiasa "terbang" dan tidak bisa mendapatkan pijakan yang solid. Kita harus dapat memotret dalam keadaan sambil "melayang-layang". Bisa dibayangkan bagaimana kita mengambil sebuah gambar yang bergerak dan pada saat yang bersamaan kita juga tidak stabil. Kendala ini menjadi lebih besar apabila kita memotret foto-foto wide angle. Untuk foto macro, kita masih bisa "berdiam" di dasar (tentunya sambil memperhatikan sekeliling sehingga tidak merusak terumbu karang, terkena binatang laut berbahaya, atau mengaduk-aduk pasir sehingga merusak jarak pandang). Untuk wide angle, sebagian besar dilakukan sambil melayang.
Untuk mengatasi kendala pertama tersebut, seorang fotografer bawah laut wajib hukumnya memiliki ketrampilan "buoyancy" yang baik. Semakin baik skill buoyancy ini, semakin stabil pula si fotografer di bawah air. 

 
Peralatan Fotografi Bawah Air Seperti Apa?
Peralatan fotografi bawah air sebenarnya hanyalah sebuah kamera "darat" yang di lengkapi housing (rumah kedap air). Sekarang banyak kamera poket yang memiliki housing bawah air seperti ini. Kamera poket standar yg banyak di jual sebenarnya sudah dapat digunakan mengambil gambar di bawah air, walaupun hanya efektif untuk mengambil gambar dengan ukuran subjek sekitar 3-15 cm dengan jarak pemotretan sekitar 5 - 30 cm. 
Penggunaan kamera poket utk pemotretan macro adalah jenis underwater fotografi yang paling mudah dilakukan. Dengan memilih subjek yg relatif tidak bergerak, si fotografer hanya perlu mengatur intensitas cahaya serta mendekati subjek, mem fokus dan memotret. Apabila subjeknya aktif bergerak, pemotretan ini menjadi semakin sulit. 
Kamera poket standar ini juga lumayan apabila digunakan untuk pemotretan siluet. Untuk pemotretan wide angle, kamera poket dapat dilengkapi tambahan lensa didepannya serta perlu menggunakan external flash. Resiko vignet biasanya menjadi kendala apabila kamera poket dipakai untuk potret wide angle dengan menggunakan lensa tambahan. Pengaturan white balance yang optimal serta penambahan filter merupakan pilihan untuk mengurangi warna biru yang sangat dominan pada foto wide angle.
Kamera dslr memiliki keunggulan sendiri dalam mereproduksi warna di bawah air. Dengan sensor yang relatif lebih besar, kendala noise bisa diminimalkan. Kualitas lensa dslr-pun cenderung lebih baik dari kamera poket.
Selama ini lensa dslr yang paling populer untuk pemotretan bawah air adalah (referensi saya Nikon, karena selama ini saya pengguna nikon): 10,5mm, 12-24, 17-35 (utk lensa wide dan zoom), 60mm macro dan 105mm macro (macro), 180mm/200mm macro (extreme macro). Dibawah air, lensa-lensa ini akan berubah focal length-nya. dengan faktor 1,33x, sehingga utk mendapatkan efek wide, kita perlu lensa darat yg benar-benar wide (belum lagi memperhitungkan cropping factor dari sensor kamera yang digunakan, kecuali anda pakai full frame sensor). Penambahan wet lens juga dimungkinkan untuk merubah sudut lensa di bawah air.



Reproduksi Warna di Bawah Air
Air adalah filter raksasa, sebuah filter yang mampu menyerap gelombang cahaya matahari. Hal ini menyebabkan reproduksi warna di bawah air menjadi kendala tersendiri. Pada kedalaman sekitar 3-5m, kita sudah hampir kehilangan warna merah, selanjutnya semakin dalam menyelam, warna2 jingga, kuning, hijau dst juga menghilang. Pada kedalaman sekitar 20m, tanpa flash kita hanya akan merekam warna biru saja. Hal ini diperburuk apabila kondisi airnya keruh.
Penyerapan warna dibawah air terjadi secara vertikal dan horisontal, artinya makin jauh jarak kamera dengan subjek, makin hilang pula warnanya serta berkurang pula ketajaman subjek. Belum lagi kalau kondisi perairan keruh, seperti halnya kita memotret didalam kabut.
Untuk mendapatkan warna asli dari subjek dibawah air, wajib hukumnya menggunakan flash (walaupun utk pemotretan dangkal sebenarnya ada jenis filter khusus yg bisa digunakan). Tanpa flash, semua subjek yg kita potret akan berwarna biru/hijau/cyan yg berlebihan. Kekuatan flash pun mempengaruhi sejauh mana warna akan timbul. Sayangnya walaupun kita menggunakan flash paling kuat pun, jangkauan flash hanya sekitar 3-4m. Perhitungan Guide Number yang biasa kita pakai di darat kurang tepat apabila kita terapkan dibawah air. 
 Aturan yang paling penting didalam usaha memproduksi warna di bawah air adalah "mendekatlah ke subjek, semakin dekat semakin baik, kalau anda sudah merasa dekat, artinya anda masih kurang dekat" sedekat apa kita dengan subjek pada kenyataannya sangat dipengaruhi oleh lensa yg digunakan, komposisi yg diinginkan serta kondisi lingkungan dan subjek yang akan dipotret dan juga tentunya ketrampilan kita di bawah air. 


Partikel di air juga menjadi tantangan tersendiri. Sudut penggunaan flash yang salah akan menyebabkan makin banyaknya partikel yg ikut terekam pada gambar, sehingga timbul titik-titik partikel yg di sebut back scatter. Back scatter dapat diminimalisasi dengan penempatan sudut flash secara tepat, namun kadang2 masih juga terekam apabila kita memotret pada kondisi air yg kurang jernih. Untuk pemotretan macro, back scatter ini biasanya tidak terlalu mengganggu. Semakin wide, back scatter ini akan makin menggangu.


Fotografi Alam Bawah Air dan Fotografi Model di Bawah Air
Fotografi bawah air termasuk bagian dari wild life photography. Selayaknya wild life photography, seorang fotografer harus mempelajari dengan seksama tingkah laku dari subjek foto yang akan diambil. Kadang-kadang tidak mudah mencari seekor ikan tertentu apabila kita tidak mengenal habitatnya. Akan lebih sulit lagi mendapatkan foto yang baik apabila kita tidak mengenal karakter ikan yang ingin kita potret, bahkan untuk beberapa kasus bisa berbahaya. 
 

Fotografi bawah air dengan menggunakan model (dilaut tanpa peralatan apapun) juga merupakan tantangan tersendiri. Fotografi jenis ini baru sangat baru di Indonesia, dan pula sangat jarang dijumpai di dunia. Hal ini tidaklah mengherankan, kesulitan yang timbul pada sesi pengambilan gambar bawah air dengan model menjadi berlipat-lipat, kesulitan ini tidak hanya pada setting lokasi, namun juga pada fotografer, crew dan juga modelnya. Seorang model bawah air yang baik harus memiliki mental dan fisik yang kuat ditunjang pengetahuan dan ketrampilan serta “watermanship” yang baik. Membuat seorang model yang mampu berpose secara natural dibawah air tanpa peralatan apapun merupakan tantangan yang tidak mudah serta dibutuhkan latihan yang terus menerus. Kekuatan sebuah foto jenis ini adalah bagaimana menggabungkan antara ekspresi model yg sangat natural dengan suasana keindahan dasar laut yg berwarna warni dan kaya akan ikan-ikan.


Di darat mudah bagi kita untuk mengarahkan si model, namun dibawah air hal ini menjadi kendala tersendiri, kita harus berinteraksi dengan model hanya dengan mengandalkan "hand signal". Walaupun dipasaran dijual alat komunikasi bawah air, namun harganya cukup mahal. Biasanya model bawah air (di laut khususnya) di potret dengan menggunakan peralatan scuba lengkap. Pemotretan model dibawah air (di laut) pada kedalaman lebih dari 2 meter tanpa menggunakan scuba memerlukan ketrampilan yang harus dilatih secara khusus, hal ini disebabkan meningkatnya resiko bagi si model, terutama resiko tenggelam (air masuk ke paru-paru) atau bahkan pecah nya paru-paru, keduanya bisa menimbulkan kematian. Persiapan pemotretan jenis ini harus direncanakan secara teliti termasuk melatih model untuk berinteraksi dengan safety diver serta dengan fotografernya. Dalam hal ini si fotografer hanya memiliki waktu yang sangat sempit untuk mengambil gambar model pada setiap posenya dan harus mampu menjadi "pagar pengaman" terakhir apabila safety diver yang ditugaskan gagal melaksanakan tugasnya. Kecuali anda punya safety diver yang banyak.


Sesi pemotretan model bawah laut (tanpa peralatan) harus memenuhi syarat keselamatan 3 lapis, yaitu: lapis pertama adalah kemampuan model untuk beraktifitas dibawah air dengan tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang optimum (pengetahuan dan ketrampilan ini tidak sama dengan yang diajarkan pada kursus scuba pada umumnya), Lapis kedua adalah kemampuan safety diver untuk mengenali tanda-tanda “khusus” yang mungkin membahayakan di model, lapis terakhir adalah kemampuan fotografer sebagai “pagar pengaman terakhir”, apabila model maupun safety diver gagal mengantisipasi masalah, fotografer harus mampu mengambil tindakan keamanan untuk mencegah timbulnya kecelakaan.
Demikian berkembangnya kegiatan fotografi bawah laut, diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kehidupan dan kelestarian alam bawah air, yang mana pada saat ini menghadapi ancaman serius dari akibat tindakan manusia.

Salam bahari,

Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai fotografi bawah air, anda dapat melayangkan email ke: ciptoag@gmail.com

Housing untuk Underwater Photography dan perlengkapannya dapat diperoleh di: Sea Pearl Dive Centre, www.seapearldc.com, atau telp: +62215638265 atau dengan Andre +62818959535

2 komentar:

  1. Bahas video sebagai lanjutan yah.....asik

    BalasHapus
  2. hak cipta sampeyan di aku orang
    https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1000146196682011&set=a.143946892301950.23563.100000599211425&type=1

    BalasHapus